Mikroba Menghancurkan Limbah

Saat proses penguraian limbah organik di dalam tanah, mikroba atau kuman yang akan menghancurkan limbah.

Jadi, ketika kamu memendam limbah organik dalam tanah tidak akan merusak lingkungan dan tidak ada pencemaran.

Sampah Organik Kering

Sampah organik kering hanya mengandung sedikit air. Kebanyakan sampah organik kering sulit jika diolah kembali, sehingga lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.

Contoh dari sampah organik kering adalah kayu, ranting pohon, daun-daun kering, dan sebagainya.

CONTOH SAMPAH ORGANIK DI SEKITAR KITA

Admin dlh | 01 Oktober 2019 | 479320 kali

Sepuluh contoh sampah organik, yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita di antaranya adalah :

Sampah adalah benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Sampah secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Kenali perbedaan antara keduanya, mulai dari pengertian, jenis-jenis beserta contohnya, serta cara pemanfaatannya.

Jenis dan Contoh Sampah Anorganik

Dalam buku Implementasi SDGs Pada Pembelajaran Pendidikan Lingkungan yang disusun Indriyani Rachman, PhD dan Dr Hj Rita Retnowati, dijelaskan bahwa sampah anorganik dibagi menjadi dua jenis, yaitu.

Mendaur ulang plastik

Mendaur ulang sampah plastik menjadi barang baru yang lebih berguna merupakan contoh kegiatan pemanfaatan sampah.

Dilansir dari National Geographic, dalam enam dekade manusia menghasilkan 8,3 miliar metrik ton sampah plastik dan 91 persennya tidak didaur ulang.

Sehingga plastik menjadi bahan yang sangat berlipah untuk didaur ulang. Contoh pemanfaatan sampah plastik adalah:

Baca juga: Sikap Positif dalam Membuang Sampah

Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Anorganik

Pengelolaan sampah anorganik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau industri, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Peran masyarakat sangat penting dalam memastikan bahwa sampah anorganik dikelola dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa cara di mana masyarakat dapat berkontribusi dalam pengelolaan sampah anorganik:

Pemilahan sampah di sumber merupakan langkah pertama yang krusial dalam pengelolaan sampah anorganik. Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah, kantor, atau tempat usaha, masyarakat dapat membantu memperlancar proses daur ulang dan pengolahan sampah. Pemilahan sampah juga memudahkan pengolahan lebih lanjut oleh pihak-pihak yang berwenang, seperti perusahaan daur ulang atau pengelola sampah.

Masyarakat dapat menerapkan sistem pemilahan sampah sederhana dengan menyediakan wadah khusus untuk sampah anorganik, seperti plastik, logam, kertas, dan kaca. Selain itu, edukasi tentang jenis-jenis sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang sangat penting agar masyarakat dapat memisahkan sampah dengan benar.

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi jumlah sampah anorganik adalah dengan mengurangi penggunaan produk sekali pakai yang sulit terurai, seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan wadah makanan sekali pakai. Masyarakat dapat berperan dalam mengurangi limbah anorganik dengan beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali, seperti tas kain, botol air, dan alat makan yang dapat dipakai berulang kali.

Kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai telah berhasil di banyak tempat, dan masyarakat yang sadar akan dampak lingkungan dari produk anorganik sekali pakai semakin banyak mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Dengan mengurangi penggunaan produk anorganik sekali pakai, masyarakat tidak hanya mengurangi jumlah limbah yang harus dikelola, tetapi juga mendorong perubahan dalam produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Daur ulang adalah salah satu cara paling efektif untuk mengelola sampah anorganik, dan keberhasilan program daur ulang sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat. Masyarakat dapat mendukung program daur ulang dengan mengumpulkan dan menyerahkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang ke pusat daur ulang atau bank sampah setempat. Beberapa daerah juga menyediakan layanan pengambilan sampah daur ulang dari rumah, yang memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi.

Selain itu, masyarakat juga dapat mendukung usaha daur ulang dengan membeli produk yang terbuat dari bahan daur ulang. Dengan memilih produk daur ulang, masyarakat membantu menciptakan permintaan pasar yang lebih tinggi untuk bahan daur ulang, yang pada gilirannya mendorong lebih banyak perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi dan fasilitas daur ulang.

Edukasi dan kesadaran lingkungan adalah kunci dalam mengubah perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah anorganik. Pemerintah, LSM, dan komunitas lokal dapat menyelenggarakan program edukasi dan pelatihan tentang cara pengelolaan sampah yang benar, termasuk pemilahan sampah, daur ulang, dan pengurangan sampah.

Masyarakat yang teredukasi dengan baik tentang dampak lingkungan dari sampah anorganik akan lebih cenderung untuk berpartisipasi dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pelatihan ini juga dapat mencakup topik-topik seperti kompos, upcycling, dan pembuatan kerajinan tangan dari sampah anorganik, yang tidak hanya membantu mengurangi sampah tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan.

Masyarakat dapat memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah anorganik. Dukungan masyarakat dapat berupa partisipasi dalam program pengurangan sampah, seperti gerakan bebas plastik, atau mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan produk ramah lingkungan dan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Selain itu, masyarakat juga dapat terlibat dalam advokasi untuk mendorong pemerintah dan industri untuk mengambil langkah-langkah yang lebih berani dalam mengelola sampah anorganik, seperti penerapan pajak pada plastik sekali pakai, pembatasan penggunaan bahan berbahaya, dan promosi produk daur ulang.

Pembentukan komunitas atau kelompok warga yang berfokus pada pengelolaan sampah dapat menjadi cara yang efektif untuk menggalang partisipasi masyarakat secara lebih luas. Komunitas ini dapat mengadakan kegiatan rutin seperti pengumpulan sampah, kerja bakti, dan kampanye kesadaran lingkungan.

Komunitas berbasis pengelolaan sampah juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk berbagi informasi dan pengalaman, serta bekerja sama dalam proyek-proyek pengelolaan sampah, seperti pembentukan bank sampah, program daur ulang, atau kegiatan upcycling. Dengan adanya komunitas yang aktif, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik dapat meningkat secara signifikan.

Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik sangatlah vital. Dengan pemilahan sampah, pengurangan penggunaan produk sekali pakai, partisipasi dalam daur ulang, dan dukungan terhadap kebijakan lingkungan, masyarakat dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi dampak negatif sampah anorganik terhadap lingkungan. Edukasi yang terus menerus serta keterlibatan aktif dalam komunitas juga akan memperkuat upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230125160910-569-904779/sampah-anorganik-pengertian-contoh-jenis-dan-cara-mengelola

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Mengetahui perbedaan sampah organik dan anorganik perlu dilakukan, karena berpengaruh dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Berikut beberapa perbedaan sampah organik dan anorganik yang penting untuk diketahui:

Sampah organik dihasilkan oleh organisme hidup, sedangkan sampah anorganik merupakan produk dari organisme tidak hidup dan hasil dari campur tangan manusia.

Sampah organik mengandung karbon dan ikatan hidrogen. Sampah organik juga terdiri dari organisme hidup atau pernah hidup dan memiliki komposisi yang lebih kompleks dari sampah anorganik. Sedangkan, sampah anorganik tidak mengandung karbon sama sekali dan terdiri dari materi yang tidak hidup, serta memiliki karakteristik seperti bahan mineral.

Sampah organik bisa terdampak dan terbakar secara alami saat terkena panas. Sedangkan, sampah anorganik tidak bisa terbakar secara alami.

Penelitian menemukan bahwa sampah atau limbah organik memiliki laju reaksi yang lebih lambat dan tidak bisa membentuk garam. Sebaliknya, sampah anorganik memiliki laju reaksi lebih cepat dan mudah membentuk garam.

Manfaat Limbah Organik

Sebagian masyarakat umumnya membuat limbah organik ke tempat sampah.

Padahal, limbah organik ini bisa dimanfaatkan dan dijadikan sebagai sumber pemasukan. Berikut di bawah ini manfaat limbah organik :

Jenis dan Contoh Sampah Organik dan Anorganik

Sampah organik dan anorganik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Kenali juga contoh-contohnya berikut ini.

Mendaur ulang sampah kertas

Selain plastik dan pakaian, kertas juga merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dijumpai. Kamu dapat mendaur ulang sampah kertas dengan cara membuat kertas daur ulang dan membuat kerajinan dari sampah kertas juga karton.

Satu lagi contoh pemanfaatan sampah adalah pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk bagi tumbuhan yang berasal dari sampah organik.

Sampah organik biasanya berasal dari sisa pengolahan makanan, sisa makanan dan bahan makanan, juga makanan yang basi.

Mengutip dari UN Environment Programme, sekitar 1,3 miliar ton makanan yang diproduksi di dunia terbuang setiap tahunnya. Sampah yang sangat banyak tersebut dapat dibuat menjadi kompos untuk pertanian dan perkebunan.

Baca juga: Menjaga Lingkungan dari Sampah Plastik